Sejarah Perkembangan Islam di Meksiko
Masjid Dar Al Islam, photo : republika.co.id |
Sejara Perkembangan Islam Di Meksiko. Limabelas tahun
setelah pemberontakan Zapatista di Chiapas, daerah ini telah mengalami
perubaham yang drastis. Salah satu di antaranya munculnya Islam sebagai agama
baru di daerah ini. Kaum muslimin, yang terutama terdiri dari warga Indian suku
Mayan dan Tzotzil, secara perlahan terus berkembang. Di Negara Bagian Chiapas,
Meksiko ini, makin banyak saja warga Indian suku Mayan dan Tzotzil menjadi
muslim.
Zidane Zeraoui, seorang profesor hubungan internasional di
Universitas Teknologi Monterrey yang diwawancarai untuk artikel Inside Islam,
menjelaskan bahwa sejarah Islam di Meksiko sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Muslim
benar-benar datang ke Meksiko di awal periode kolonial sebagai Marranos, atau 'Kristen
Palsu,' yang melakukan perjalanan ke Amerika Latin sebagai pengikut Katolik
(terpaksa). Mereka secara resmi Katolik, namun masih dipraktekkan agama
mereka dalam kehidupan pribadi mereka.
Zeraoui mengungkapkan bahwa ada banyak indikasi migrasi Yahudi dan Muslim awal di Meksiko, seperti di gedung-gedung yang mengungkapkan gaya arsitektur yang disebut "Mudéjar," istilah yang merujuk pada Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Kristen di Spanyol.
Zeraoui kepada pewawancara bahwa Monterrey, kota kediamannya, didirikan oleh Marranos, dan bahwa pengaruh Yahudi dan Muslim tetap kuat di kota itu, sebagaimana dibuktikan oleh preferensi penduduk yang lebih menyukai daging kambing, dibanding dengan daging babi. Mereka bahkan memiliki jenis daging yang mereka sebut "Sarassan daging," Sarassan menjadi istilah yang merujuk pada Muslim.
Muslim di Meksiko umumnya berpusat di empat kota: Tequesquitengo di Morelos, Torreon di Coahuila, San Cristobal de las Casas di Chiapas, dan Mexico City. Di Chiapas, Meksiko, bagian-bagian dari penduduk asli, seperti Maya dan Tzotzils, mereka sekarang telah memeluk Islam
Zeraoui mengungkapkan bahwa ada banyak indikasi migrasi Yahudi dan Muslim awal di Meksiko, seperti di gedung-gedung yang mengungkapkan gaya arsitektur yang disebut "Mudéjar," istilah yang merujuk pada Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Kristen di Spanyol.
Zeraoui kepada pewawancara bahwa Monterrey, kota kediamannya, didirikan oleh Marranos, dan bahwa pengaruh Yahudi dan Muslim tetap kuat di kota itu, sebagaimana dibuktikan oleh preferensi penduduk yang lebih menyukai daging kambing, dibanding dengan daging babi. Mereka bahkan memiliki jenis daging yang mereka sebut "Sarassan daging," Sarassan menjadi istilah yang merujuk pada Muslim.
Muslim di Meksiko umumnya berpusat di empat kota: Tequesquitengo di Morelos, Torreon di Coahuila, San Cristobal de las Casas di Chiapas, dan Mexico City. Di Chiapas, Meksiko, bagian-bagian dari penduduk asli, seperti Maya dan Tzotzils, mereka sekarang telah memeluk Islam
Kedatangan Muslim
Spanyol dan Pengaruhnya di Meksiko
Suku Maya di Meksiko beramai-ramai memeluk Islam sejak Tahun
1996 yang ajaibnya dilakukan Pendakwah dari Eropa bukan dari Arab Saudi atau
Asia sebagai Pusat Isam terbesar di Dunia.
Sebanyak 500 penduduk Selatan Meksiko masuk Islam dan
diikuti oleh orang-orang meksiko lainnya yang tiap bulan terus bertambah
demikian diberitakan Harian Online CATHOLIC.
Sejak saat itu, mulai ada penduduk Meksiko asli yang menjadi
pemeluk agama Islam. Kedatangan muslim Spanyol ini, berkaitan erat dengan
pecahnya pemberontakan Zapatista di Chiapas, pada tahun 1994. Mereka melihat,
kemiskinan di daerah ini akan menjadi lahan subur bagi ajaran Islam.
Sejak kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke XVI,
kehidupan suku Mayan dan Tzotzil tersisihkan. Mereka hidup dalam kemiskinan,
menjadi sasaran penindasan pejabat korup, dan mendapat perlakuan diskriminatif
dari kelompok kulit putih dan mestizo, warga berdarah campuran keturunan Eropa
dan penduduk setempat. Kecanduan alkohol di kalangan warga Indian, makin
menjadi-jadi.
Suku Mayan Menganut
Aliran Sunni
Suku Mayan dan Tzotzil termasuk gerakan Murabitun, yang
menganut aliran Sunni. Terhadap larangan minum alkohol dan riba pinjama, sikap
mereka tegas menolak. Dan hal ini ternyata menarik bagi warga pribumi Chiapas,
sebagai pilihan konkret dari kapitalisme. Walaupun demikian Muhammad Amin
menekankan, Islam bukan hanya untuk cocok untuk warga pribumi Chiapas.
"Allah tidak membeda-bedakan ras. Islam terbuka bagi
semua orang."
Daerah miskin
Molino de los Arcos adalah salah satu daerah pemukiman paling miskin di San Cristóbal de las Casas, kota nomor dua terbesar di Chiapas. Berkat kekayaan sejarah kolonialnya, daerah ini merupakan tujuan wisata populer. Secara etnik, the barrio sepenuhnya tergolong kelompok pribumi, dengan Tzotzil Mayan sebagai bahasa utama.
Setiap hari Jum'at, perlahan bisa kita dengar suara bacaan shalat dalam bahasa Arab. Sekitar duapuluh keluarga muslim Tzotzil, telah menjadikan sebuah bangunan sederhana terbuat dari kayu, berhiaskan tulisan ayat-ayat Al Qur'an, sebagai musholla mereka.
"Ini tempat kami membersihkan jiwa, dan berdo'a pada Allah. Hari ini tidak semua orang datang, mereka harus bekerja," kata imam Salvador Lopez sambil tersenyum. "Kami dalam keadaan baik-baik saja. Jumlah ummat kami masih kecil. Mungkin hanya dua ratus orang saja. Tapi, sedikit demi sedikit, kami berkembang terus."
Molino de los Arcos adalah salah satu daerah pemukiman paling miskin di San Cristóbal de las Casas, kota nomor dua terbesar di Chiapas. Berkat kekayaan sejarah kolonialnya, daerah ini merupakan tujuan wisata populer. Secara etnik, the barrio sepenuhnya tergolong kelompok pribumi, dengan Tzotzil Mayan sebagai bahasa utama.
Setiap hari Jum'at, perlahan bisa kita dengar suara bacaan shalat dalam bahasa Arab. Sekitar duapuluh keluarga muslim Tzotzil, telah menjadikan sebuah bangunan sederhana terbuat dari kayu, berhiaskan tulisan ayat-ayat Al Qur'an, sebagai musholla mereka.
"Ini tempat kami membersihkan jiwa, dan berdo'a pada Allah. Hari ini tidak semua orang datang, mereka harus bekerja," kata imam Salvador Lopez sambil tersenyum. "Kami dalam keadaan baik-baik saja. Jumlah ummat kami masih kecil. Mungkin hanya dua ratus orang saja. Tapi, sedikit demi sedikit, kami berkembang terus."
Aktivis Dakwah Islam dari Spanyol mendominasi di Meksiko dan
kini mereka menetap dan mendirikan restoran dan toko-toko pertukangan dan
sekaligus berdakwah. Bahkan Pimpinan Islam di Meksiko saat ini merupakan
seorang Muslim dari Skotlandia, demikian tulisan Katolik Online.
Islam lebih menyesuaikan diri dengan budaya setempat, dan
sangat cepat berubah dari suku yang miskin berangsur-angsur memperbaiki hidup
mereka, sejak Islam masuk kesana. Aktivis Islam telah menyebarkan
pesan yang Anti Kapitalisme, Liberalisme dan Sekulerisme dan
bahwa orang-orang harus kembali kepada kehidupan Muhammad Rasulullah
SAW.
Di Meksiko sudah lama ada warga muslim. Tapi, biasanya
mereka adalah pendatang dari negeri-negeri muslim di Afrika dan Timur Tengah.
Hingga tahun 1995, ketika warga muslim asal Spanyol, di bawah pimpinan
Aureliano Pérez datang ke Meksiko, untuk menyebarkan agama Allah ini.
Berdasarkan pengakuan dari Masyarakat Meksiko sendiri bahwa
mereka merasa nyaman dengan ajaran yang mereka peluk saat ini, dan mereka tidak
merasa nyaman dengan praktek-praktek Liberal Sekulerisme yang ada di
Eropa dan Amerika saat ini.
Masyarakat Adat Suku Maya Meksiko dengan matang memilih
Islam sebagai keyakinan beragama, dan mereka sebagian besar selama ini tidak
puas dengan perlakukan Pemerintah yang membuat mereka terbelakang, Islam datang
untuk memberikan kedamaian hati dan sekaligus perlawanan.
Di desa San Cristobal De Las Casas, Muslim
setempat telah membangun sebuah Masjid dan mereka berkumpul di sana secara
teratur untukmelakukan Sholat lima waktu. Diantara mereka sudah ada yang
dibiayai untuk berhaji dan belajar Bahasa Arab agar menjadi Da’I.
Alternatif bagi kapitalisme
sumber referensi :
http://islamicaku.blogspot.com/p/blog-page.html
http://www.voa-islam.com/read/world-world/2013/04/18/24038/pemeluk-islam-di-meksiko-meningkatdari-pembunuh-menjadi-islam-taat/;#sthash.omohkT8J.dpuf
Artikelnya bagus gan...
ReplyDeletemakasih sudah berkunjung gan :)
Delete