Sejarah Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Raksasa
Sejarah Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Raksasa. Dalam perkembangan sejarah Kenabian, ada 25 Nabi dan Rasul yang menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari. Semua Nabi dan Rasul memiliki keistimewaan masing-masing dalam menebarkan ajaran Agama Islam disetiap wilayah. Bahkan ada yang memiliki mukjizat yang sangat luar biasa, seperti yang terjadi pada Nabi Nuh memiliki kekuatan bersama pengikutnya untuk membuat bahtera raksasa yang menyelematkan umat-NYA dari bencana Banjir.
Silsilah Nabi Nuh as
Nabi Nuh merupakan Nabi ketiga setelah Nabi Adam, Syits dan Idris serta keturunan kesembilan dari Nabi Adam as. Beliau juga merupakan nabi pertama yang diutus Allah ke muka bumi, karena nabi Adam, Syits dan Idris hanya sebagai nabi saja bukan sebagai Rasul dan tidak memiliki kaum/umat. Nuh diangkat menjadi Nabi sekitar tahun 3650 SM, yang tinggal di sekitar wilayah Irak. Nabi Nuh diangkat sebagai Rasul pada usia 450 tahun dan wafat pada diusia 950 tahun. Dengan demikian Nabi Nuh menyiarkan dakwah pada umatnya sekitar 500 tahun. Meskipun demikian hanya sedikit umatnya yang selamat dari bencana air bah, yakni kurang dari seratus orang.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa nabi Nuh memiliki empat orang putra bernama : Kan’an, Yafet, Sam, dan. Dalam penulisan sejarah lainnya, hanya ketiga Putra Nabi Nuh yang disebutkan yakni, Sam, Ham dan Yafet.
Kan’an Bin Nuh
Dari keempat putranya, hanya tiga orang yang disebutkan dalam sejarah keislaman, karena ketiga putranya tersebut taat pada ajaran yang dibawa oleh Ayahnya. Sedangkan Kan’an tidak taat terhadap ajaran agama Allah. Sehingga Kan’an tewas diterjang air Bah yang juga menewaskan kaum kafir lainnya. Hasan Al-Basri menyebutkan bahwa Kan’an merupakan anak tiri nabi Nuh dari istrinya yang durhaka.
Yafet Bin Nuh
Menurut Ibnu Thabrani Yafet Bin Nuh memiliki istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafet memiliki tujuh orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafet adalah Shabokah.
Sam Bin Nuh
Menurut Ibnu Thabrani Sam Bin Nuh memiliki istri bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.
Ham Bin Nuh
Menurut Ibnu Thabrani Ham Bin Nuh memiliki istri bernama Nahlab binti Marib bin al Darmasil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam. Darinya Ham memiliki keturunan 4 putra yaitu, Kush, Put, Kanaan dan Qitbhy atau Misraim.
Ajaran dan Permintaan Nabi Nuh as
Nabi Nuh diutus dalam sebuah masyarakat yang menyembah berhala yang mereka buat sendiri seperti patung dan dianggap sebagai patung yang memiliki kekuatan ghaib. Mereka menamakan patung tersebut dengan beraneka nama, seperti : Wadd, Suwa, Yaguts, Ya’qud dan Nasr. Dalam menyebarkan dakwahnya Nabi Nuh merupakan pribadi yang sabar dan pandai. Nabi Nuh mengajak umatnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah SWT. Nabi nuh juga menyampaikan kabar mengenai adanya jaminan surga bagi umatnya yang taat pada ajaran agama Allah, dan jaminan neraka bagi mereka yang melanggar perintah Allah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa nabi Nuh menjadi nabi selama kurang lebih 500 tahun. Dalam waktu selama itu, nabi Nuh belum mampu menyadarkan kaumnya dari sifat sombong, congkak, durhaka dan menyembah berhala, kecuali bagi sekelompok kecil kaumnya. Dalam dakwahnya, Nabi Nuh mendapatkan hinaan, cemoohan, penghinaan dari kaum kafir. Kaum nabi Nuh yang sebagian besar berasal dari fakir miskin, sehingga nabi Nuh menghadapi banyak rintangan dalam menyebarkan ajaran agama Allah. Kesulitan yang dihadapi oleh Nabi nuh, menyebabkan turunnya firman Allah SWT : “sesungguuhnya tidak akan ada seorangpun dari suatu kaum yang mengikutimu dan beriman kecuali mereka telah mengikutimu dan beriman terlebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka telah perbuat”.
Setelah dakwahnya menghadapi jalan buntu, maka Nabi Nuh meminta kepada Allah SWT : Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang itu tinggal diatas permukaan bumi. Sesungguhnya Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesastka hamba-hamba-MU, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang akan berbuat maksiat kepadaMU. Doa dari nabi Nuh ini dikabulkan oleh ALLAH SWT, permintaannya dipenuhi dan akan diturunkan sebuah bencana air bah yang akan menewaskan semua kaum kafir.
Bencana Air Bah dan Kapal Nabi Nuh as
Setelah nabi Nuh berdoa untuk kaumnya, Allah memberikan petunjuk agar nabi Nuh membuat kapal besar agar dapat memuat umat yang mengikuti ajaran-NYA. Sedangkan mereka yang ingkar dan kafir akan diterpa bencana banjir yang luar biasa besar, sehingga tidak akan ada satupun yang akan selamat.
Nabi nuh bersama pengikutnya dan mulai membuat kapal besar dengan mengumpulkan bahan-bahan dari pohon yang telah ditanam selama empat puluh tahun lamanya. Melalui wahyu ALLAH menuntun nabi Nuh membuat kapal besar yang tahan dari angin topan dan banjir. Kapal yang dibuat nabi Nuh ini dianggap sebagai angkutan laut pertama dan terkuat di dunia. Nabi Nuh membuat kapal tersebut di luar kota yang jaraknya jauh dari keramaian, agar bisa dengan tenang membuat kapal.
Meskipun sudah memilih tempat jauh dari keramaian, tetap saja kaum kafir masih menghina dan mengejek apa yang dilakukan nabi Nuh as. Kaum kafir mengatakan : “Wahai Nuh, sejak kapan kamu menjadi pembuat kapal dan tukang kayu?, Bukankah awalnya Kau mengaku sebagai nabi dan Rasul, mengapa sekarang menjadi Tukang Kayu?”. Sambil tersenyum nabi Nuh menjawab “Baiklah, tunggu saja saatnya, jika kalian mengejek kami maka tibalah masamu akan untuk mengetahui untuk apa kapal ini dibuat. Tunggulah azab Allah akan menimpamu”.
Nabi Nuh dan pengikutnya sangat rajin membuat kapal tidak mengenal siang dan malam mereka terus bekerja. Setelah selesai membuat kapal, nabi nuh menerima Wahyu dari Allah : “Bersiap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintahKU dan terlihat tanda-tanda dariKU, maka segeralah bawa bersama kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap makhluk hidup yang ada diatas bumi dan berlayarlah atas seizinKU.” Setelah menerima wahyu tersebut, beberapa lama kemudian nabi nuh bersama pengikutnya yang beriman memasuki kapal, maka langit berubah menjadi gelap. Mendung hitam tebal sekali menyelimuti langit, angin kencang mulai muncul. Bersamaan dengan itu turunlah hujan lebat, air dari dalam bumi mencuat ke permukaan.
Hujan turun sedemikian lebatnya mengakibatkan seluruh kota tergenang air dan membuat daratan rendah dan tinggi bahkan gunung-gunung tinggipun tenggelam. Tidak ada tempat berlindung dari air bah yang besar itu, kecuali kapal nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan orang-orang beriman dan pasangan makhluk hidup (binatang) yang diselamatkan oleh nabi Nuh atas perintah dari Allah SWT.
Pada saat air bah menerjang seisi kota, nabi Nuh melihat seorang putranya yakni Kan’an sedang berlari-lari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil putranya untuk ikut kedalam kapal. Nabi Nuh berkata : “Hai anakku, kemarilah. Naiklah ke kapalku, maka kau akan selamat”. Kan’an menjawab : “Tidak, aku akan berlari ke atas bukit sana, pasti aku akan selamat.” Kan’an dengan kesombongannya tidak memperdulikan panggilan ayahnya dan terus berlari ke arah bukit. Dia menganggap bahwa banjir akan reda dan semua akan kembali seperti semula. Kan’an lebih memilih hidup bersama orang-orang kafir dan menolak ajaran ayahnya. Tidak lama setelah itu, Kan’an tersambar ombak dan tenggelam ke dasar air bah yang dahsyat tersebut.
Setelah melihat peristiwa itu, nabi Nuh merasa sedih karena putranya sendiri tidak selamat dari bencana maha besar itu. Maka nabi Nuh meminta kepada Allah SWT : “Ya Tuhanku, sesunggunya putraku itu adalah darah dagingku dan bagian dari keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah benar dan Engkaulah yang Maha berkuasa.” Kemudian Allah menjawab permintaan nabi nuh : “Wahai Nuh sesungguhnya dia adalah putramu itu tidaklah masuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu , melanggar peritahmu, menolak dakwahmu, dan mengikuti jejak orang-orang kafir dari kaummu, maka hapuslah dia dari silsilah keluargamu. Hanya mereka yang menerima ajaran dan dakwahmu, mengikuti jalanmu dan beriman kepadaKU dapat engkau masukkan dalam golongan keluargamu yang telah aku janjikan perlindungan dan keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hubungan yang telah aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum engkau ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh.”.
Nabi nuh berlayar bersama pengikutnya selama 40 hari, setelah itu banjir mereda dan nabi Nuh diperintahkan turun dari kapalnya. Setelah peristiwa tersebut, maka binasalah kaum kafir yang mengingkari ajaran agama Allah.
Dari kisah nabi Nuh ini dapat diambil pelajaran bahwa dalam kehidupan ini haruslah memiliki keyakinan yang benar dan sesuai dengan ajaran agama Allah. Dan janganlah bersifat sombong dan merasa lebih kuat dari kekuatan Allah, seperti yang terjadi pada putra nabi Nuh Kan’an.
(Ir)
DAFTAR BACAAN
(Ir)
DAFTAR BACAAN
Buku :
Burhan Rahimsyah. Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul (Surabaya : Amelia.2001)
Website :
Wikipedia dalam : http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh, diakses 04 Mei 2014
Kisah Nabi Nuh Membuat Kapal-Bahtera Raksasa dalam : http://ceritaislami.net/kisah-nabi-nuh-membuat-kapal-bahtera-raksasa/, diakses 04 Mei 2014.
0 Response to "Sejarah Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Raksasa"
Post a Comment
Tinggalkan Komentar Anda