Penemuan Kota Sodom (LGBT) dan Bukti Sains Dihancurkannya Kota Tersebut
Kota Islam. Memasuki
awal tahun 2016 mulai marak pro dan kontra mengenai LGBT. Dan kita sebagai umat
muslim tentunya menentang keras praktek LGBT ataupun disahkannya penyimpangan
seksual ini di Indonesia. Sebenarnya kisah penyimpangan seksual memiliki
sejarah dan sudah diceritakan dalam Al Quran. Nah untuk melihat sejarahnya mari
kita simak ulasannya dibawah ini.
Prakter LGBT pertama kali terjadi di kota Sodom dan Gomorrah.
Kedua kota tersebut dikaitkan dengan kisah Nabi Luth dan kaumnya. Dan dalam
pandangan Islam, Kristen, Yahudi, diyakini bahwa dua kota ini memang pernah
ada, dan kemudian dihancurkan Tuhan akibat begitu besarnya penyimpangan kemaksiatan
yang dilakukan oleh penduduknya. Istilah sodomy (sodomite) awalnya lahir di
kota ini. Yang mana dalam bahasa Ibrani Sodom berarti terbakar, dan Gomorrah
berarti terkubur.
4000 tahun yang lalu, Sodom dan Gomora merupakan kaum yang melegalkan
berbagai penyimpangan seksual. Didalam Kitab suci tak pernah menyebutkan apa
perbuatan mereka secara detil hingga kota itu di hancurkan oleh Allah SWT. Namun
dalam Al Quran sangat jelas memberikan penggambaran mengenai hukuman yang
mereka terima dari Sang Pencipta.
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum
Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS Huud ayat
82)
Munculnya cerita mengenai kota Sodom dan Gomora ini terjadi
di zaman Ibrahim a.s, berabad-abad sebelum Musa a.s keluar dari tanah Mesir. Namun
tak ada yang menemukan petunjuk kota seperti itu pernah ada, hal ini
dikarenakan belum adanya orang yang bersungguh-sungguh mencari jejak kota
tersebut. Dan pada tahun 1924, mulailah dilakukan pencarian oleh Ahli purbakala
bernama William Albright. Ia dengan teamnya berangkat menuju ke Laut Mati untuk
melakukan penelitian disana dan mencari keberadaan sisa-sisa Sodom dan gomora. Mereka
mengitari pantai tenggara dari laut mati hingga mereka ahirnya tiba di sutus
purbakala Bab-edh-dhra.
Bab-edh-dhra (dibaca: Babhedra), merupakan situs jaman
perunggu, namun tak ada petunjuk jika situs itu merupakan suatu kota. Tampaknya
daerah itu merupakan suatu daerah pemakaman. Namun Albright tak memiliki sumber
daya untuk menggalinya, sehingga pencarian terhenti sampai disitu.
Setelah 50 tahun lamanya Ahli Purbakala Paul Lapp mulai memimpin
penggalian di tahun 1967, dan Thomas Schaub termasuk salah satu penggalinya. Bab-edh-dhra
merupakan makam terbesar khas jaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15
meter dan lebarnya 7 meter. Mereka juga menemukan makam berisi perhiasan emas
dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan termasuk
tempat parfum kecil dan banyak benda lain seperti kain.
Situs ini sungguh menakjubkan, makam ini telah digunakan
selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Sodom. Namun,
tak ada apapun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom. Misterinya,
sekitar tahun 2350 SM, penguburan itu mendadak berhenti tak ada yang tahu
mengapa. Ada sejumlah sebab mengapa suatu situs tak ditempati lagi, beberapa
bisa disimpulkan, beberapa lagi tidak. Penyebab pada umumnya mungkin persediaan
air mengering, lingkungan berubah, iklim berubah atau orang-orangnya dibasmi
total.
Penelitian-penelitian arkeologi dan geologi yang telah
dilakukan sejak tahun 1920-an di wilayah Laut Mati menemukan bahwa bekas-bekas
kota Sodom dan Gomora paling mungkin terletak di tepi tenggara Laut Mati, yaitu
dua kota yang di dalam arkeologi dikenal sebagai Bab edh-Dhra (Sodom) dan
Numeira (Gomora).
Hal ini terlihat dari ditemukannya banyak artefak dan rangka
manusia yang menunjukkan bekas kejadian bencana pada sekitar tahun 2000 SM. Sodom
dan Gomora terletak di atas Sesar Moab. Laut Mati dicirikan oleh endapan
elisional, kegempaan yang tinggi, fenomena diapir, gunung garam dan gunung
lumpur, serta akumulasi hidrokarbon (aspal dan bitumen) dengan kadar belerang
tinggi.
Pembinasaan Sodom dan Gomora diinterpretasikan terjadi
melalui bencana geologi dengan urutan :
1. Pergerakan Sesar Moab
2. Gempa dengan magnitude 7,0+ yang menghancurkan kota-kota
dan sekitarnya serta likuifaksi yang menenggelamkan sebagian wilayah kota-kota,
3. Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan
halit, anhidrit, batu-batuan, lumpur, aspal, bitumen, dan belerang,
4. Kebakaran kota-kota dan sekitarnya karena material
hidrokarbon yang diletuskan terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.
Bencana katastrofik ini telah meratakan Sodom dan Gomora dan
menewaskan seluruh penduduknya kecuali Luth dan dua putrinya. Api dari langit
yang menghujani Sodom dan Gomora bukan fenomena astroblem (seperti meteor),
melainkan fenomena katastrofi (malapetaka) geologi berupa aspal dan bitumen
yang terbakar serta belerang yang berasal dari letusan gunung garam dan gunung
lumpur.
Sumber referensi:
http://sumsel.tribunnews.com/2015/07/06/kisah-hancurnya-kota-sodom-dan-gomorrah-yang-legalkan-penyimpangan-seksual?page=4
diakses tanggal 21 februari 2016
terimakasih
ReplyDelete