Sejarah Perkembangan Islam di Portugal
Sejarah Perkembangan
Islam di Portugal. Mencari jejak-jejak sejarah perkembangan islam di
Portugal tidaklah begitu mudah. Saya hanya menemukan sedikit referensi tentang
islam di Portugal. Namun dari hasil pencarian tersebut telah saya rangkum
dibawah ini.
Muslim yang berada di Portugal terbagi menjadi
beberapa kelompok, di antaranya kaum muslimin yang barasal dari Mozambik,
Afrika, kaum muslimin dari Makao, dari pulau Goa di India, dari bagian timur
Indonesia, dari keturunan orang-orang muslim India yang nenek moyang mereka bekerja
di negara-negara bekas jajahan Portugal seperti Mozambik dan lainya, kaum
muslimin dari Kenya, bekas jajahan Portugal, kaum muslimin yang datang dari
negara-negara Arab, seperti Mesir, Maroko, Aljazair dan lainnya, sedangkan kaum
muslimin dari penduduk asli Portugal jumlahnya masih sedikit.
Sejarah Masuk Islam
di Portugal
Pada tahun 711 hingga 1249 Muslim sudah menyentuh Portugal.
Ini terbukti pada tahun itu Portugal di bawah kekuasan Muslim yang berasal dari
Moor, Afrika Utara. Islam mempengaruhi Portugal dari seni dan bahasa. Ratusan
kata-kata Portugis berasal dari Arab.
Panglima Muslim Tariq ibn Ziyad dari dinasti Umayyad menaklukkan Iberia 711 dari tangan raja Visigoth. Kemudian Islam menyerbu Cordoba dan Toledo, ibukota Visigothic. Pada tahun 714 Panglima Musa ibn Nusair menyerbu Saragoosa, Leon dan Astorga. Kemudian Évora, Santarém, and Coimbra direbut 716. Islam hanya memerlukan waktu 5 tahun menguasai seluruh Iberia. Daerah taklukan disebut Al Andalus. Pada abad ke-10 Islam menjadi agama mayoritas di Iberia. Orang Yahudi yang dilindungi penguasa Muslim juga Berjaya.
Tetapi, di Lusitania tentara Muslim bertengkar. Algarve masih menyimpan bekas peninggalan Islam yang kuat, karena mereka bermukim di sana. Banyak orang Visigoth, terutama petani yang masuk Islam. Bangsawan yang menjadi Muslim diangkat menjadi gubernur. Orang Yahudi, sejak dari dulu, senang berdagang dan hidup di dunia akademis.
Di Andalus, nama Iberia bagi Muslim, Islam jaya selama 250 tahun di bawah komando Khalifah Kordoba. Kordoba makmur, berkuasa, berbudaya, karena para khalifah mendirikan sekolah, perpustakaan, pusat riset dan keilmuan, termasuk matematik. Mereka juga menurunkan gaya arsitektur yang disebut arabesque decoration. Mereka juga mengembangkan pertambangan, membangun perdagangan dan industry, irigasi yang hebat, taman-taman yang indah.
Masa keemasan akhirnya berlalu. Pada abad kesebelas para bangsawan Muslim telah menjadi kaya dan berkuasa. Mereka membebaskan diri dari kekuasaan Khalifah dan membentuk kota-kota yang independen (taifas), seperti para emir di Badajoz, Mérida, Lisbon, and Évora. Maka, kaum Visigoth yang bersembunyi di pegunungan melihat kesempatan. Akhirnya Iberia kembali direbut oleh Kristen. Sampai tahun 1236 kekuasaan Islam hanya tinggal di Granada.
Keberhasilan di Iberia mendorong pasukan Muslim masuk ke Prancis. Pada awalnya cukup kuat perlawanan pasukan Prancis, seperti Battle of Toulouse (721), meskipun akhirnya pada tahun 725 pasukan Muslim berhasil menguasai Autun. Pertimbangan strategis menyebabkan mereka mundur pada tahun 732, kembali ke Andalusia. Mereka bertahan Cuma di Swiss sampai abad ke-10, dan merebut Sisilia, menyerang Roma pada tahun 846 dan menguasai Pisa pada tahun 1004. Di Sisilia, Muslim yang menguasai sejak invasi Arab dan Moor pada tahun 827 sampai tahun 1072.
Pada akhirnya, kekuasaan Islam berakhir di Spanyol ketika Emirat Granada menjadi bagian dari Kerajaan Castile sejak tahun 1238 sampai Perang Salib selesai pada tahun 1492 dan Muslim terusir atau dipaksa menukar Iman atau dibunuh dari Castile pada tahun 1609 dan dari seluruh wilayah Spanyol pada tahun 1614.
Namun, di daerah Balkan kekuatan Ottoman mulai berjaya. Telah lahir superpower Islam yang baru.
Baru setelah pasukan Kristen kembali menguasai Iberia dan selatan Italia, orang-orang Eropa menemukan “treasure” yang sangat berharga.
Islam mewariskan Eropa dengan seni, pertanian, ekonomi dan perdagangan, filsafat, matematika, kedokteran, dan iptek. Hasilnya : rennaisance Eropa abad ke-12. Seluruh buku dan teks tentang kemajuan Islam itu diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa, termasuk buku karya Plato, Aristoteles, Socrates yang telah lenyap karena dipandang oleh Gereja sebagai bid’ah.
Orang-orang Eropa mengatakan, berkat peradaban dan kemajuan Islam mereka menemukan kembali akar budayanya.
Bersamaan dengan pudarnya kekuatan Islam di Iberia dan Eropa Selatan, nun di timur sana di Constantinople telah mulai bersinar emporium Islam baru: Ottoman. Belajar dari kejayaan Islam dan keruntuhannya di Iberia dan Eropa Selatan—Ottoman kemudian menjadi pusat interaksi antara peradaban Timur dan Barat selama 6 abad, menjadi semacam penerus Imperium Byzantium, tetapi versi Islam.
Kerajaan Ottoman bangkit di akhir abad ke-13 (1299), mencapai puncak kejayaan pada abad ke-16 dan ke-17, baru lenyap pada awal abad ke-20 (1923), setelah berakhirnya PD I. Pada puncak kejayaannya, Ottoman menguasai 3 benua, terutama di Eropa tenggara, Asia Barat dan Afrika Utara.
Peninggalan Islam
Nama tempat dan kota di Negeri ini banyak mengambil nama-nama Arab. Bahkan kota yang dipandang suci, Fatima, berasal dari nama putri kesayangan Rasulullah saw. Di kota itu, terdapat gereja yang dikunjungi jutaan umat Katolik dan wisatawan.
Di St George Castle di tengah kota Lisbon, dulu benteng pertahanan yang juga digunakan oleh orang-orang Moor, bangsa Muslim dari Afrika Utara pada abad ke-11 dan ke-12 ketika Lisbon menjadi kota pantai penting bagi Islam, dan direbut oleh raja pertama Portugal, Alfonso Henriques pada tahun 1142. Orang Portugis menyebutnya Castelo de São Jorge. Bangunan yang memiliki 10 tower ini ini pernah menjadi istana raja selama 3 abad. Di sini ada NMC Museum , yang mengumpulkan berbagai hasil galian arkeologis termasuk warisan budaya Islam.
Atau Igreja de São Roque, gereja dari abad ke-15 dengan bangunan baroque yang terletak di Lisbon. Di sini Museu de Arte Sacra (Religious Art Museum) memiliki khazanah yang kaya, termasuk warisan Islam.
Atau, lihatlah Sé Patriarcal (Patriarchal Cathedral) yang dibangun di atas reruntuhan Mesjid peninggalan abad ke-12.
Yang paling mengesankan tentu di kota kecil Sintra, 50 km dari Lisbon. Di sana ada Moorish Castle dahsyat peninggalan abad ke-9 di atas bukit, yang dipagari benteng menakutkan. Dari sini gerakan musuh di pantai Atlantik dapat dipantau. Di kaki bukit, terdapatNational Palace of Sintra yang dulu pernah menjadi kediaman resmi gubernur (Wali) pada zaman Islam di abad ke-9. Di sini masih banyak ruangan yang menyimpan guratan seni gambar dan ukir peninggalan Islam.
Tidak jauh dari tempat ini terdapat Palace of Pena. Meskipun bukan dibangun di zaman Islam, tak luput, interiornya penuh dengan seni ukir dan tile peninggalan Islam. Sayang tidak diizinkan membuat foto-foto indah di dalam kastil hebat ini.
Panglima Muslim Tariq ibn Ziyad dari dinasti Umayyad menaklukkan Iberia 711 dari tangan raja Visigoth. Kemudian Islam menyerbu Cordoba dan Toledo, ibukota Visigothic. Pada tahun 714 Panglima Musa ibn Nusair menyerbu Saragoosa, Leon dan Astorga. Kemudian Évora, Santarém, and Coimbra direbut 716. Islam hanya memerlukan waktu 5 tahun menguasai seluruh Iberia. Daerah taklukan disebut Al Andalus. Pada abad ke-10 Islam menjadi agama mayoritas di Iberia. Orang Yahudi yang dilindungi penguasa Muslim juga Berjaya.
Tetapi, di Lusitania tentara Muslim bertengkar. Algarve masih menyimpan bekas peninggalan Islam yang kuat, karena mereka bermukim di sana. Banyak orang Visigoth, terutama petani yang masuk Islam. Bangsawan yang menjadi Muslim diangkat menjadi gubernur. Orang Yahudi, sejak dari dulu, senang berdagang dan hidup di dunia akademis.
Di Andalus, nama Iberia bagi Muslim, Islam jaya selama 250 tahun di bawah komando Khalifah Kordoba. Kordoba makmur, berkuasa, berbudaya, karena para khalifah mendirikan sekolah, perpustakaan, pusat riset dan keilmuan, termasuk matematik. Mereka juga menurunkan gaya arsitektur yang disebut arabesque decoration. Mereka juga mengembangkan pertambangan, membangun perdagangan dan industry, irigasi yang hebat, taman-taman yang indah.
Masa keemasan akhirnya berlalu. Pada abad kesebelas para bangsawan Muslim telah menjadi kaya dan berkuasa. Mereka membebaskan diri dari kekuasaan Khalifah dan membentuk kota-kota yang independen (taifas), seperti para emir di Badajoz, Mérida, Lisbon, and Évora. Maka, kaum Visigoth yang bersembunyi di pegunungan melihat kesempatan. Akhirnya Iberia kembali direbut oleh Kristen. Sampai tahun 1236 kekuasaan Islam hanya tinggal di Granada.
Keberhasilan di Iberia mendorong pasukan Muslim masuk ke Prancis. Pada awalnya cukup kuat perlawanan pasukan Prancis, seperti Battle of Toulouse (721), meskipun akhirnya pada tahun 725 pasukan Muslim berhasil menguasai Autun. Pertimbangan strategis menyebabkan mereka mundur pada tahun 732, kembali ke Andalusia. Mereka bertahan Cuma di Swiss sampai abad ke-10, dan merebut Sisilia, menyerang Roma pada tahun 846 dan menguasai Pisa pada tahun 1004. Di Sisilia, Muslim yang menguasai sejak invasi Arab dan Moor pada tahun 827 sampai tahun 1072.
Pada akhirnya, kekuasaan Islam berakhir di Spanyol ketika Emirat Granada menjadi bagian dari Kerajaan Castile sejak tahun 1238 sampai Perang Salib selesai pada tahun 1492 dan Muslim terusir atau dipaksa menukar Iman atau dibunuh dari Castile pada tahun 1609 dan dari seluruh wilayah Spanyol pada tahun 1614.
Namun, di daerah Balkan kekuatan Ottoman mulai berjaya. Telah lahir superpower Islam yang baru.
Baru setelah pasukan Kristen kembali menguasai Iberia dan selatan Italia, orang-orang Eropa menemukan “treasure” yang sangat berharga.
Islam mewariskan Eropa dengan seni, pertanian, ekonomi dan perdagangan, filsafat, matematika, kedokteran, dan iptek. Hasilnya : rennaisance Eropa abad ke-12. Seluruh buku dan teks tentang kemajuan Islam itu diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa, termasuk buku karya Plato, Aristoteles, Socrates yang telah lenyap karena dipandang oleh Gereja sebagai bid’ah.
Orang-orang Eropa mengatakan, berkat peradaban dan kemajuan Islam mereka menemukan kembali akar budayanya.
Bersamaan dengan pudarnya kekuatan Islam di Iberia dan Eropa Selatan, nun di timur sana di Constantinople telah mulai bersinar emporium Islam baru: Ottoman. Belajar dari kejayaan Islam dan keruntuhannya di Iberia dan Eropa Selatan—Ottoman kemudian menjadi pusat interaksi antara peradaban Timur dan Barat selama 6 abad, menjadi semacam penerus Imperium Byzantium, tetapi versi Islam.
Kerajaan Ottoman bangkit di akhir abad ke-13 (1299), mencapai puncak kejayaan pada abad ke-16 dan ke-17, baru lenyap pada awal abad ke-20 (1923), setelah berakhirnya PD I. Pada puncak kejayaannya, Ottoman menguasai 3 benua, terutama di Eropa tenggara, Asia Barat dan Afrika Utara.
Peninggalan Islam
Nama tempat dan kota di Negeri ini banyak mengambil nama-nama Arab. Bahkan kota yang dipandang suci, Fatima, berasal dari nama putri kesayangan Rasulullah saw. Di kota itu, terdapat gereja yang dikunjungi jutaan umat Katolik dan wisatawan.
Di St George Castle di tengah kota Lisbon, dulu benteng pertahanan yang juga digunakan oleh orang-orang Moor, bangsa Muslim dari Afrika Utara pada abad ke-11 dan ke-12 ketika Lisbon menjadi kota pantai penting bagi Islam, dan direbut oleh raja pertama Portugal, Alfonso Henriques pada tahun 1142. Orang Portugis menyebutnya Castelo de São Jorge. Bangunan yang memiliki 10 tower ini ini pernah menjadi istana raja selama 3 abad. Di sini ada NMC Museum , yang mengumpulkan berbagai hasil galian arkeologis termasuk warisan budaya Islam.
Atau Igreja de São Roque, gereja dari abad ke-15 dengan bangunan baroque yang terletak di Lisbon. Di sini Museu de Arte Sacra (Religious Art Museum) memiliki khazanah yang kaya, termasuk warisan Islam.
Atau, lihatlah Sé Patriarcal (Patriarchal Cathedral) yang dibangun di atas reruntuhan Mesjid peninggalan abad ke-12.
Yang paling mengesankan tentu di kota kecil Sintra, 50 km dari Lisbon. Di sana ada Moorish Castle dahsyat peninggalan abad ke-9 di atas bukit, yang dipagari benteng menakutkan. Dari sini gerakan musuh di pantai Atlantik dapat dipantau. Di kaki bukit, terdapatNational Palace of Sintra yang dulu pernah menjadi kediaman resmi gubernur (Wali) pada zaman Islam di abad ke-9. Di sini masih banyak ruangan yang menyimpan guratan seni gambar dan ukir peninggalan Islam.
Tidak jauh dari tempat ini terdapat Palace of Pena. Meskipun bukan dibangun di zaman Islam, tak luput, interiornya penuh dengan seni ukir dan tile peninggalan Islam. Sayang tidak diizinkan membuat foto-foto indah di dalam kastil hebat ini.
Perkembangan Islam di
Portugal
Tahun 1968 berdiri sebuah lembaga Islam pertama di Portugal
di Lisabon dengan nama al-Jama’ah al-Islamiyyah lilisybunah. Lembaga ini
menyewa sebuah apatermen yang mereka jadi sebagai secretariat lembaga sekaligus
sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah shalat. Namun setelah jumlah kaum
muslimin yang datang dari negara-negara jajahan ke Portugal kian bertambah dan
banyaknya tuntutan, maka pada tahun 1977 negara bagian akhirnya memberikan
sebidang tanah untuk kaum muslimin guna membangun mesjid dan islamic center di
Lisabon Dan pada tahun 1985 telah berdiri badan pengawas dari beberapa kedutaan
besar negara Islam untuk Portugal di bawah kendali kedutaan besar Maroko.
Sekarang di Portugal telah berdiri dua mesjid jami’ dan 17 mushalla yang
sebagian besar terletak di Lisabon dan empat mushalla di kota Coimbra bagian
tengah Portugal,Filado kondah di utara, Evoradi di selatan dan di Porto kota
tertua di Portugal.
Di Lisabon terdapat sekolah Dar al-Ulum al-Islamiyyah, dan
di beberapa mesjid dan mushalla telah ada halaqah tahfid al-Quran al-Karim dan
beberapa kelas untuk mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam.
Saat ini jumlah siswa dan siswi yang belajar di sekolah Dar
al-Ulum al-Islamiyyah yang berdiri pada tahun 1995 kurang lebih 70 siswa/I
dengan 7 orang tenaga pengajar. Sekolah ini setingkat dengan sekolah menengah
pertama dan menengah atas. Di samping itu juga kaum muslimin Portugal
menerbitkan sejumlah jurnal berbahasa Portugal dan berbahasa Arab seperti
majalah “Islam” yang diterbitkan oleh lembaga al-Jama’ah al-Islamiyyah
lilisybunah, majalah “al-Qalam”, dan majalah “al-Nur” yang diterbitkan oleh
lembaga al-Jama’ah al-Islamiyyah di La ranjiru. dengan menggunakan bahasa
Portugal dan terbit dua bulan sekali.
Yang patut disebutkan di sini adalah bahwa kaum muslimin
pernah menaklukkan Portugal di bawah pimpinan panglima Islam Musa bin Nashir
dan diteruskan oleh anaknya, Abdul Aziz, kemudian secara bergiliran kaum
muslimin menaklukkan kawasan yang sekarang menjadi negara Portugal dan di akhir
abad ke-1 hijriyah kawasan yang sekarang menjadi negara Portugal telah tunduk
kepada pemerintahan kaum muslimin dan mereka menamakan kawasan ini dengan nama
Portugal.
Namun setelah dapat menaklukkan Portugal, kaum muslimin
hijrah ke daerah-daerah pegunungan dingin di Utara dan kemudian mereka turun
gunung menuju selatan, daerah hangat yang memiliki tanah yang subur dan alam
yang indah. Jadi, kawasan utara yang ditinggalkan oleh kaum muslimin menjadi
kawasan pertama yang didiami oleh kaum nasrani dan dijadikan sebagai markas
mereka untuk menyerang kaum muslimin.
Pada tahun 541 H./1147 M., berkecamuk peperangan antara kaum
muslimin dan kaum nasrani sampai akhirnya kota Lisabon jatuh ke tangan Alfonso
Hendrik yang memproklamirkan dirinya sebagai raja Portugal. Dan akhirnya pada
tahun 647 H./1429 M.jatuh pula bagian selatan Portugal dan pusatnya, kota Serpa.
Sumber referensi :
http://zyzilva.blogspot.com/2011/11/sejarah-masuknya-islam-di-portugal.html
http://hazpohan.blogspot.com/2010/03/portugal-menyusuri-jejak-islam-di-eropa.html
Semoga Agama Islam semakin diterima di Eropa !
ReplyDelete