Sejarah Perkembangan Islam di Afghanistan
Sejarah masuk dan
berkembangnya agama islam di Afganistan. Afganistan adalah sebuah negara di
persimpangan Asia. Umumnya dianggap sebagai bagian dari Asia Tengah, kadang-kadang dianggap berasal dari sebuah
blok regional baik di Asia Selatan atau Timur Tengah, karena memiliki hubungan budaya, etnolinguistik,
dan geografis dengan sebagian besar tetangganya. Hal ini berbatasan dengan Iran
di sebelah barat, Pakistan di selatan dan timur, Turkmenistan, Uzbekistan dan
Tajikistan di utara, dan Cina ke timur. Ini memiliki penduduk 30 juta orang,
meskipun ini tetap perkiraan, karena tidak ada sensus resmi telah diambil
selama beberapa dekade.
Masuknya agama Islam
di Afganistan
Islam masuk di Afganistan sejak masa Khalifah Usman bin
Affan (644-656 M). pada tahun 647 M pasukan Islam mengadakan perluasan daerah
ke Khurasan dipimpin oleh panglima Sa’ad bin Ash. Setelah terjadi pertempuran
yang sangat sengit, akhirnya kemenangan di pihak pasukan Islam. Khurasan adalah
suatu daerah yang terdapat di sebelah tenggara Iran berbatasan dengan bekas Uni
Soviet. Bagian timur dan selatan daerah ini merupakan rangkaian pegunungan dan
di sebelah barat merupakan bagian dari gurun-gurun Desyt-I-Kevir. Di daerah
Oase dan lembah-lembah sungai merupakan daerah pertanian. Usaha industri,
terutama permadani dan tekstil (katun) cukup terkenal di daerah itu. Pada masa
sekarang Khurasan sebelah timur adalah termasuk wilayah Afganistan. Islam yang
masuk di Afganistan mula-mula pada tahun 647 M sampai sekarang masih dianut
oleh penduduk Afganistan pada umumnya.
Pada akhir abad ke-7, orang-orang Arab Umayyah masuk ke
wilayah yang sekarang dikenal sebagai Afghanistan setelah mengalahkan tegas
Sassanians di Nihawand. Setelah kekalahan ini kolosal, yang terakhir kaisar
Sassania, Yazdegerd III, yang menjadi buronan diburu, melarikan diri ke timur
jauh keAsia Tengah. Dalam mengejar Yazdegerd, rute Arab yang dipilih untuk
masuk kawasan itu dari Iran utara-timur dan selanjutnya ke Herat di mana mereka
ditempatkan sebagian besar pasukan mereka sebelum maju ke Afghanistan timur.
Orang-orang Arab yang diberikan upaya besar terhadap menyebarkan Islam di
kalangan penduduk setempat.
Sejumlah besar penduduk wilayah yang terdiri dari
Afghanistan utara menerima Islam melalui upaya misionaris Umayyah terutama di
bawah pemerintahan Hisyam bin Abdul-Malik dan Umar bin Abdul-Aziz. Selama masa
pemerintahan Al-Mu'tashim, Islam pada umumnya dipraktekkan di antara sebagian
besar penduduk wilayah ini dan akhirnya di bawah Yakub Laith-i Saffari, Islam
sejauh ini, yang mendominasi agama Kabul bersama dengan kota-kota besar lainnya
di Afganistan modern. Sisa-sisa kehadiran Shahi di perbatasan Afghanistan timur
diusir oleh Mahmud dari Ghazni selama tahun 998 dan 1030.
Perkembangan Islam di
Afganistan
Awalnya Afganistan lebih dikenal dengan sebutan Khurasan. Pada tahun
1737 seorang penguasa di Afganistan bernama Nadir Syah dapat menaklukkan
seluruh Afganistan sebagai wilayah Afganistan sekarang ini. Sepuluh tahun
kemudian, pemerintahan tertinggi dipegang oleh Ahmed Khan menjadikan daerah itu
sebuah emirat yang berdiri sendiri. Pada tahun 1838 muncul ekspedisi,
berikutnya pada tahun 1878 sampai dengan 1881. Mulai dari sini pecahlah perang
antara Afganistan dan Inggris. Sesudah itu, Afganistan menjadi semacam protektorat
Inggris. Pada tahun 1925 Afganistan diumumkan sebagai kerajaan yang netral.
Pada tahun 1973 Raja Muhammad Zahir Syah yang memerintah sejak tahun 1933
digulingkan sepupunya Muhammad Daud yang mengumumkan Afganistan sebagai
republik dan ia menjadi presidennya yang pertama.
Orang-orang Afganistan sebagaimana orang-orang India dan
Pakistan sangat giat mengadakan dakwah, baik di dalam maupun di luar negeri.
Salah seorang putra Afganistan yang namanya terkenal di seluruh dunia ialah
Jamaluddi Al-Afgani. Ia lahir di Hamadan (Afganistan) pada tahun 1838. Ia
dikenal sebagai ahli teologi, hukum, tawawuf, falsafah islam, sosiolog, dan
dikenal pula sebagai peletak dasar modernisasi islam. Sejak usia 17 tahun ia
menjelajahi berbagai negara, antara lain India, Mesir, Persia, Rusia, dan
Turki.
Berdasarkan pemikirannya, ia ingin menggerakkan kebangkitan
di kalangan umat islam, sehingga sering terjadi ketidaksesuaian pemikiran
antara Al Afgani dengan tokoh-tokoh keagamaan yang ortodoks. Pemikiran Al
Afgani banyak berpengaruh di Mesir. Di antara muridnya yang terkenal ialah
Muhammad Abduh. Al Agani meninggal di Istanbul (Turki) pada tanggal 9 Maret
1897.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Islam menerangi
kehidupan rakyat Afganistan sejak tahun 647 M, maka perkembangan seni budaya
yang bercorak islam mengalami kemajuan yang cukup pesat. Monumen-monumen abadi
yang menunjukkan keberhasilan budaya islam di daerah Afganistan terdapat
beberapa tempat, baik yang berupa benteng-benteng menara, maupun tempat-tempat
peribadatan. Salah satu daerah wisata terkenal berada di Provinsi Balkh, daerah
perbatasan dengan Rusia. Di daerah ini terdapat banyak obyek wisata yang
merupakan unsur keagamaan dengan seni arsitektur yang tinggi. Kota Mizani
Syarif (ibu kota Provinsi Balkh) banyak memiliki bangunan-bangunan kuno
bernafaskan Islam, antara lain Masjid Kwaja Pasa yang dibangun pada masa Sultan
mahmud Al-Gazni (abad ke-10) dan Masjid Biru sebagai masjid yang besar dan
indah, beratap dan berlantai biru, serta mempunyai halaman yang luas dan selalu
disemarakkan dengan ribuan burung merpati putih.
Sejarah Perkembangan Islam di Afghanistan
Sejarah Perkembangan Islam di Afghanistan
Sumber referensi :
http://anc4.files.wordpress.com/2009/07/perkembangan-islam-di-afganistan.docx
http://id.wikipedia.org/wiki/Afganistan
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Afganistan
0 Response to "Sejarah Perkembangan Islam di Afghanistan"
Post a Comment
Tinggalkan Komentar Anda