Jejak Kota Tua Bersejarah dan Nuansa Islam Timbuktu, Mali

Jejak Kota Tua Bersejarah dan Nuansa Islam Timbuktu, Mali
Kota Timbuktu, Mali (foto:genius.com)
Masih dalam pembahasan yang sama dari artikel-artikel sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang Kota tua Timbuktu, Mali yang bersejarah dan bernuansa Islam. Kota ini terletak di Mali, Afrika, merupakan ’rumah’ bagi Koranic Sankore University dan hampir terdapat 200-an madrasah. Kota Timbuktu yang berada di Gurun Sahara ini sempat menjadi pusat penyebaran Islam di Afrika pada abad ke-15 dan 16.


Dahulu terdapat tiga buah masjid besar yaitu Masjid Djinguereber, Sankore, dan Sidi Yahia. Ketiganya menandai kejayaan Islam pada masa itu. Masjid Djinguereber dan Sankore keduanya dibangun pada masa pemerintahan Sultan Kankan Moussa pada awal abad ke-14. Sedangkan Masjid Sidi Yahia dibangun pada tahun 1400.

Ketiga masjid tersebut kemudian direstorasi dan diperluas pada awal abad ke-16 oleh Imam Al Aqib, Qadi of Timbuktu. Yang menjadi khas bangungan ini adalah menara di tengah Masjid Djinguereber yang menjadi landmark dan pusat Kota Timbuktu.

Uniknya bangungan masjid-masjid tersebut terbuat dari lumpur yang dipadatkan, kecuali menaranya yang dibuat dari batu kapur dan dibungkus lumpur. Bentuknya menaranya pun juga unik, menara utamanya tidak berbentuk dome bulat layaknya masjid pada umumnya, tetapi berbentuk segitiga dengan ornamen seperti duri-duri di sekitarnya.

Masjid-masjid ini dikelilingi tembok dan memiliki halaman yang kosong. Beda dengan masjid yang biasa memiliki hiasan kaligrafi Arab, pada masjid ini tidak ada lukisan warna-warni menghiasi masjid. Hanya terdapat beberapa elemen berbentuk bulan dan bintang dari besi yang menghiasi pintu-pintu masjid.

Restorasi masjid yang dilakukan untuk mempertahankan ketiga masjid ini. Fondasi dan dinding masjid diperkuat dengan batu dan kayu, yang dibalut lagi dengan lumpur.
Kota Timbuktu ini juga masuk sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1988. Selain masjid juga terdapat bangungan bersejarah lainnya, seperti pekuburan kuno dan mausoleum. Mausoleum tertua adalah untuk Sheikh Abdul Kassim Attouaty, yang meninggal tahun 1529.

Namun yang memprihatinkan adalah peperangan dan kemiskinan telah mengancam keberadaan kota ini. Bahkan beberapa bangunan bersejarah seperti mausoleum juga dihancurkan.

Sumber referensi:

http://www.femina.co.id/waktu.senggang/jalanjalan/jejak.kota.tua.islam/006/003/98 diakses tanggal 14 februari 2015

0 Response to "Jejak Kota Tua Bersejarah dan Nuansa Islam Timbuktu, Mali"

Post a Comment

Tinggalkan Komentar Anda

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel